Gelombang PHK Menerjang Startup. Inikah Fenomena Bubble Burst? | Tech It Straightforward

robertino



Banyak startup di Indonesia maupun beberapa negara lain ramai-ramai lakukan PHK massal. Kenapa, ya? Tonton videonya …

Hai sudah dengar kabar PHK Macau di startup bingkai aja Zenius tanihub dan teranyar jd-id jadi perusahaan Rintisan alias start-up yang baru-baru ini memutuskan hubungan kerja dengan banyak karyawan alasannya penyesuaian mannequin dan strategi bisnis baju madu Indonesia PHK massal juga terjadi di begin out luar negeri seperti stata pembayaran sekali Click on

Bowl dan perusahaan produksi serta layanan streaming berlangganan netflix dari Amerika Serikat adapula perusahaan teknologi publik dan swasta lainnya seperti part for kesana baterai lowbat mural Robinhood Om description dan mencret penurunan dan perlambatan pendapatan jadi alasan utama pH dilakukan [Musik] situasi ini lantas dikaitkan dengan fenomena Bubble Birds yang terjadi di industri serta

Bubble Birds adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan kondisi ekonomi yang melonjak tinggi tapi dibarengi kejatuhan yang relatif cepat dalam konteks Contact Up kondisi ini bisa dilihat dari menjamurnya bought out di seluruh dunia yang disambut dengan derasnya gelontoran dana dari investor pada 2019 pendanaan dari investor ini mencapai 143 Milyar Greenback raes dari

Semula 26,9 liar greenback raes dan bikin 348 start-up menyandang standing sebagai ini chord pada 2021 jumlah unit conversion Hai jadi 500 lebih harga aset pun melonjak melebihi nilai dasarnya lantaran terjadi yuforia pasar al-hasib investor makin tertarik berinvestasi dan berharap memperjuang namun saat pasar memuncak sejumlah situasi yang memicu kepanikan terjadi [Musik]

Suku bunga naik inflasi melonjak dan pecahnya perang Rusia Ukraina ini memicu perubahan perilaku investor yang lebih berhati-hati pasar saham swasta pun merosot penawaran umum terhenti dan investasi turun penurunan nilai yang cepat inilah yang dikenal sebagai ledakan gelembung atau Birds bagi startup yang sejak awal tak punya sistem manajemen baik kondisi ini

Menyulitkan bahkan bisa bikin mereka gulung tikar [Musik] hai hai [Musik] hai hai

Gelombang PHK Menerjang Startup. Inikah Fenomena Bubble Burst? | Tech It Straightforward

28 thoughts on “Gelombang PHK Menerjang Startup. Inikah Fenomena Bubble Burst? | Tech It Straightforward”

  1. dari awal cara sosialisasi dan proses kinerja salah…pembangunan startup itu bagus tetapi target dan pengembangan juga jelas arahan sehingga manfaat dan tujuan lebih sempurna efesien kalo nyatanya arah kejar saingan dan murah2an yahh kacau makanya sektor online dan offline keduanya perlu dibina bersama bukan ajang mumpung stan2 online gratisan juga mesti sewa soal pada dasar investasi startup gak murah tetapi jelas didukung pengembangan dan pembelajaran secara komunitas yg menciptakan simbiosis mutualisme itu yg terpenting karena pada dasarnya market sudah jalan tetapi distribusi dan perputaran yg selalu berbeda kecuali peningkatan konsumsi pasar emang kencang laen cerita. Hal yg menarik startup di china bisa berkembang karena mereka berjalan dari lokal daerah2 bukan seperti indonesia yg langsung berpusat di jakarta sehingga emang secara market jual jakarta jadi daya tarik besar tetapi sektor lokal terlupakan dan akhirnya pincang begitu promo habis….pengembangan daerah emang lebih susah mengingat penggunaan teknologi tidak mudah, gagap teknologi, orang udah tua, hp jadul, kuota internet lemot hehehe perlu pembelajaran terus emang susah pelan2 tetapi bisa tetapi bukan tidak mungkin

    Reply
  2. nyari alasan kok ngelebar kemana2, sampe perang ukraina lah disebutin. bro, bisnis model start up emang ngaco dari awal. modal dibakar buat promo2 dan inefisiensi beban terhadap pendapatan. Contoh di Indonesia, blm sampe ebitda udah negatif. ini model bisnis udah pasti gak tahan lama.
    dan satu lagi, kayaknya netflix gak masuk deh kategori start up.

    Reply
  3. Startup A bakar duit buat promosi biar orang" pada pake, setelah assetnya kekuras habis muncul pesaingnya Startup B bakar duit buat promosi biar orang" pada pake, setelah assetnya kekuras habis muncul pesaingnya Startup C bakar duit buat promosi biar orang" pada pake. Gitu aja terus sampe gajah bertelor

    Reply
  4. Dari awal juga pesimis sama startup. Bisnis yg sangat beresiko. Menguntungkan pelanggan tapi hampir merugikan diri sendiri kalau tidak dikelola dengan baik. Dan saya rasa malah sedikit merusak bisnis yg non startup sebab perkembangannya merusak karena berkembang terlalu cepat dan besar dengan menjadikan yg non startup tergerus. Karena mereka tidak membakar uang tapi mengambil untung untuk keberlangsungan mereka. Mau bakar sampe kapan? Kalo sudah nggak tahan pasti ngurangin juga fasilitas ke pelanggan dan akhirnya peelanggan milih ke yg lain yg masih bakar. Sementara itu yg non startup sudah tergerus. Wajar kalo banyak PHK sebab artinya mereka mulai mengurangi uang yg dibakar. Harusnya karyawan bisnis startup sudah sadar dari awal bahwa ada saatnya nanti mereka tidak dipakai. Dan tidak menjadikan profesi karyawan bisnis startup sebagai jangka panjang.

    Reply
  5. Ujungnya2 starup dijadikan bisnis spekulan saja kayak crypto, baik founder MW pun investor memang sengaja bakar2 duit buat bisa naikin harga jual saham agar tinggi. Mereka cari untung di penjualan saham bukan jualan produk layanan.

    Yang beli saham terakhir lah bakal buntung

    Reply
  6. Sebenarnya sebagai orang yang diluar pulau jawa, seperti saya di kaltim tidak pernah mengharapkan adanya cashback atau diskon. Yang penting ongkirnya aja dimurahin. Biaya ekspedisi terlalu gede untuk belanja online, untung ada yg kasih diskon ongkir.

    Reply

Leave a Comment